Adab Makan Minum dan Hukum Keduanya
Syarah Shahih Muslim
Bab Adab Makan Minum dan Hukum Keduanya.
Orang yang tua atau yang dituakan memulai untuk mencuci tangan untuk makan dan memulai duluan untuk makan. Maksud dituakan yaitu yang memiliki kedudukan dan dimuliakan.
Sesungguhnya syaitan punya keleluasan atas makanan itu apabila tidak disebut nama Allah atas makanan itu. Dan syaitan itu datang melalaui tangan yang mau makan.
Faedah :
- Bolehnya bersumpah walaupun tidak dituntut. tujuannya untuk meyakinkan. rincian kondisi kapan dianjurkan untuk bersumpah dan kapan makruh.
- Dianjurkan mengucapkan basmallah di awal makan. Ini adalah perkara yang merupakan kesepakatan para ulama, Oleh karena itu dianjurkan juga mengucapkan Alhamdulillah diakhir makan. Begitu juga dianjurkan untuk membaca basmallah saat memulai minum, tidak hanya ini saja tapi setiap mau memulai urusan yang memiliki perhatian. Dianjurkan untuk dijaharkan basmallah nya. Kalau seandainya lupa atau tidak membaca basmallah saat memulai makan baik sengaja atau lupa, tidak tau,terpaksa, atau tidak mampu mengucapkan makan dianjurkan untuk membaca basmallah dengan bacaan “Bismillahi awwalahu wa akhirahu”.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.”
(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
Membaca basmallah pada minum air,susu, madu, kuah, obat, dan seluruh minuman seperti mengucapkan basmallah pada makanan yang dimakan. Mengucapkan Basmallah sudha cukup dengan ucapan “Bismillah”, jika diucapkan dengan sempurna makan lebih baik.
Dalam Al Adzkar, An Nawawi rahimahullah menyebutkan, “Suatu hal yang patut diperhatikan, bagaimanakah ucapan tasmiyah yang dimaksud dan apa kadar tasmiyah yang mencukupi. Ketahuilah bahwa yang lebih afdhol, hendaklah mengucapkan “bismillahir rohmanir rohiim”. Jika hanya mengucapkan “bismillah”, maka itu juga sudah mencukupi dan sudah dianggap menjalankan sunnah. Bacaan ini boleh diucapkan oleh orang yang junub, wanita haidh dan lainnya.”
Didalam anjuran membaca basmallah sama hukumnya baik sedang junub,haid,atau nifas, kondisi hadas kecil atau besar tidak menghalangi untuk membaca basmallah.
Dianjurkan membaca basmallah bagi masing-masing orang jika lebih dari satu yang sedang makan, kalo salah seorang diantara mereka membaca basmallah telah terwujud dasar sunnah.
Maksud membaca basmallah pada makanan telah terwujud atau tercapai dengan satu orang.
Dari Hudzaifah, ia berkata,
“Jika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadiri jamuan makanan, maka tidak ada seorang pun di antara kami yang meletakkan tangannya hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulainya. Dan kami pernah bersama beliau menghadiri jamuan makan, lalu seorang Arab badui datang yang seolah-oleh ia terdorong, lalu ia meletakkan tangannya pada makanan, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tangannya.
Kemudian seorang budak wanita datang sepertinya ia terdorong hendak meletakkan tangannya pada makanan, namun beliau memegang tangannya dan berkata,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذَا الأَعْرَابِىِّ يَسْتَحِلُّ بِهِ فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ وَجَاءَ بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ يَسْتَحِلُّ بِهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهَا فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّ يَدَهُ لَفِى يَدِى مَعَ أَيْدِيهِمَا
“Sungguh, setan menghalalkan makanan yang tidak disebutkan nama Allah padanya. Setan datang bersama orang badui ini, dengannya setan ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Dan setan tersebut juga datang bersama budak wanita ini, dengannya ia ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan tersebut ada di tanganku bersama tangan mereka berdua.”
(HR. Abu Daud no. 3766. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih).
♻️ Free share 📥 Download Poster
Yuk join dan follow akun kami: @ydeinet
Supported by:
📷 @deitechid
🌐 dareliman.or.id
🌐 buyaelvisyam.id