Kitab Aqdhiyah (Peradilan) – Penjelasan Pahala Seorang Hakim Apabila Ia Berijtihad Lalu Ia Salah Atau Benar
Kajian Syarh shohih muslim
Kitab Aqdhiyah(peradilan)
BAB 6: Penjelasan Pahala Seorang Hakim Apabila Ia Berijtihad Lalu Ia Salah Atau Benar”
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : ” إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ، ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ، ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ “.
Dari ‘Amru bin’Ash bahwa dia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika seorang hakim berijtihad dalam menetapkan suatu hukum, ternyata hukumnya benar, maka hakim tersebut akan mendapatkan dua pahala, dan apabila dia berijtihad dalam menetapkan suatu hukum, namun dia salah, maka dia akan mendapatkan satu pahala.”
Faidah Hadist :
1). Wajib nya seorang Hakim yang berilmu.
2). Dan keutamaan seorang Hakim yang berilmu adalah apabila ia salah dalam ijtihadnya maka ia akan mendapatkan satu pahala dan apabila dalam ijtihadnya benar maka ia akan mendapatkan dua pahala.
3). Dan apabila dia bukan orang yang berilmu tidak halal baginya untuk menjadi seorang Hakim.
4). Dan seorang Hakim wajib berhukum dengan berlandaskan syariat. Apabila tidak, maka ia telah bermaksiat kepada Allah ﷻ.
5). Hakim itu ada tiga kategori, satu disurga dan dua di neraka. Yang pertama, hakim yang adil maka dia di surga Allah ﷻ. Yang kedua, seorang hakim yang mengetahui kebenaran akan tetapi ia putuskan sebaliknya maka tempat nya di neraka dan yang ketiga, seorang hakim yang jahil(tidak tahu dengan ilmu) maka dia neraka.
6). Kebenaran itu satu, jadi antara benar atau salah. Maka seorang hakim yang mujtahid, dengan ilmunya ia akan mendapatkan pahala dari Allah ﷺ.
Wallahu’alam.
Rujukan :
“Al-Minhaj Syarhu Shohih Muslim ibni Al-Hajjaj” (المنهاج شرح صحيح مسلم بن الحجاح) Karya Imam Nawawi رحمه الله تعالى