Kitab Jihad dan SiyarSyarah Shahih Muslim

Kitab Jihad dan Siyar – Halalnya Harta Ghanimah Khusus untuk Umat Islam

Kitab : Jihad dan Siyar
Bab Kesebelas : Halalnya Harta Ghanimah Khusus Untuk Umat Islam

أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ، عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ ، قَالَ : هَذَا مَا حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا، وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” غَزَا نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ، فَقَالَ لِقَوْمِهِ : لَا يَتْبَعْنِي رَجُلٌ قَدْ مَلَكَ بُضْعَ امْرَأَةٍ وَهُوَ يُرِيدُ أَنْ يَبْنِيَ بِهَا وَلَمَّا يَبْنِ، وَلَا آخَرُ قَدْ بَنَى بُنْيَانًا وَلَمَّا يَرْفَعْ سُقُفَهَا، وَلَا آخَرُ قَدِ اشْتَرَى غَنَمًا، أَوْ خَلِفَاتٍ وَهُوَ مُنْتَظِرٌ وِلَادَهَا “، قَالَ : ” فَغَزَا فَأَدْنَى لِلْقَرْيَةِ حِينَ صَلَاةِ الْعَصْرِ، أَوْ قَرِيبًا مِنْ ذَلِكَ، فَقَالَ لِلشَّمْسِ : أَنْتِ مَأْمُورَةٌ وَأَنَا مَأْمُورٌ، اللَّهُمَّ احْبِسْهَا عَلَيَّ شَيْئًا. فَحُبِسَتْ عَلَيْهِ، حَتَّى فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ “، قَالَ : ” فَجَمَعُوا مَا غَنِمُوا، فَأَقْبَلَتِ النَّارُ لِتَأْكُلَهُ، فَأَبَتْ أَنْ تَطْعَمَهُ، فَقَالَ : فِيكُمْ غُلُولٌ فَلْيُبَايِعْنِي مِنْ كُلِّ قَبِيلَةٍ رَجُلٌ. فَبَايَعُوهُ، فَلَصِقَتْ يَدُ رَجُلٍ بِيَدِهِ، فَقَالَ : فِيكُمُ الْغُلُولُ فَلْتُبَايِعْنِي قَبِيلَتُكَ. فَبَايَعَتْهُ “، قَالَ : ” فَلَصِقَتْ بِيَدِ رَجُلَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةٍ، فَقَالَ : فِيكُمُ الْغُلُولُ أَنْتُمْ غَلَلْتُمْ “، قَالَ : ” فَأَخْرَجُوا لَهُ مِثْلَ رَأْسِ بَقَرَةٍ مِنْ ذَهَبٍ “، قَالَ : ” فَوَضَعُوهُ فِي الْمَالِ وَهُوَ بِالصَّعِيدِ، فَأَقْبَلَتِ النَّارُ، فَأَكَلَتْهُ فَلَمْ تَحِلَّ الْغَنَائِمُ لِأَحَدٍ مِنْ قَبْلِنَا ؛ ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى رَأَى ضَعْفَنَا، وَعَجْزَنَا، فَطَيَّبَهَا لَنَا “.

Dari Hammam bin Munabbih, dia mengabarkan, ini apa yang Abu Hurairah katakan kepada kami, dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم, dia menyebutkan beberapa hadist, diantaranya…

Dan Rasulullah صلى الله عليه و سلم berkata:
Seorang nabi dari kalangan para nabi berperang kemudian dia berkata kepada kaumnya: “Janganlah mengikuti ku orang yang sudah memiliki kemaluan wanita dan ingin bersenggama dengannya namun dia belum sempat melakukannya.

Jangan pula orang yang telah mendirikan sebuah bangunan namun dia belum meninggikan atapnya.

Jangan pula orang yang sudah membeli seekor kambing atau unta yang sedang hamil sementara dia menunggu kelahirannya.

Kemudian beliau berkata: “Maka nabi tadi pun berperang dan mendekati sebuah kampung ketika sholat ashar atau dekat waktu ashar.

Kemudian dia berkata kepada matahari. Wahai matahari, engkau di perintah sedangkan aku juga di perintah, Ya Allah tahanlah matahari ini untukku sesaat. Maka matahari pun di tahan untuknya hingga Allah memenangkannya.

Kemudian beliau berkata: mereka pun mengumpulkan harta ganimah. Kemudian api datang untuk memakan ganimah tersebut namun api tadi enggan untuk memakannya.

Kemudian nabi tadi berkata, pada kalian terdapat perbuatan ghulul . Hendaklah membaiat ku seseorang dari setiap kabilah.

Maka merekapun membaiat nya. Kemudian menempel lah tangan dua atau tiga orang, kemudian nabi itu berkata: pada mu terdapat ghulul, kaliah telah berbuat ghulul.

Kemudian mereka mengeluarkan emas sebesar kepala sapi. Kemudian beliau berkata: mereka meletakkan emas tadi di atas tumpukan harta yang berada di dataran tinggi. Kemudian api itu data lagi lalu memakannya.

Harta ganimah tidak halal bagi seorangpun sebelum kita. Yang demikian itu karena Allah melihat kepada kelemahan dan ketidakmampuan kita maka Allah pun membolehkan harta ganimah untuk kita”.

Faidah Hadits
1. Makna ُالبُضْع
Kata ini bermakna farji.

2. Makna kata الخَلِفَات
Kata ini jamak dari الخَلِفَة yakni unta betina yang sedang hamil.

3. Pada Hadist ini, nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menceritakan seorang nabi yang memerintahkan umatnya untuk berjihad. Namun nabi itu melarang 3 jenis manusia untuk ikut jihad bersamanya karena mereka memiliki urusan penting dan mereka sedang disibukkan dengan urusan tersebut, mereka adalah:

Pertama, orang yang telah melakukan akad pernikahan dengan seorang wanita namun dia belum sempat berhubungan badan dengan pasangannya. Dia sedang di sibukkan dengan istrinya sedangkan dia belum sempat bersenggama dan dia rindu pada istrinya.

Kedua, orang yang sedang membangun rumah namun dia belum sempat meninggikan atapnya. Dia disibukkan dengan rumahnya. Tempat dimana dia dan keluarganya akan tinggal.

Ketiga, orang yang membeli kambing sedang sedangkan dia menunggu lahiran anak kambing. Dia di sibukkan dengan menungggu kelahiran anak-anak kambing.

Perkara jihad selayaknya dijalani oleh orang yang fokus.

Al Imam An nawawi رحمه الله berkata:

“Perkara-perkara yang penting hendaknya tidak di serahkan kecuali kepada orang-orang yang memiliki tekad dan konsentrasi padanya. Janganlah diserahkan urusan penting kepada orang yang hatinya terkait dengan urusan-urusan lain karena hal-hal tersebut akan menyebabkan hilangnya kerja keras dan kemampuan dalam urusan tersebut.”

Asy syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin رحمه الله berkata:

“Hadist ini menunjukkan bahwa selayaknya bagi seseorang jika dia menginginkan sebuah ketaatan hendaklah dia mengosongkan hati dan badannya untuk ibadah tersebut. Sehingga dia mengerjakan sebuah ketaatan dalam keadaan merindukannya dan menunaikannya dengan tidak tergesa-gesa lagi tenang dan dengan hati yang bahagia.”

4. Makna perkata Nabi : ” Engkau diperintah dan aku pun diperintah, Ya Allah tahanlah matahari sesaat untukku”.

Makna engkau (matahari) di perintah adalah matahari beredar ke arah mana saja yang Allah kehendaki mulai dari Allah ciptakan, tidak cepat tidak pula terlambat, tidak turun tidak pula meninggi.

Allah تعالى berfirman:

( وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ)

Dan matahari beredar pada tempat peredarannya. Itulah ketetapan dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui sedangkan nabi tadi diperintah untuk berjihad.

Al-qadhi bin Iyyad bekata: “Ulama berbeda pendapat makna “menahan”.
Diantara maknanya:

Pertama, di kembalikan ke tempat terbitnya.
Kedua, matahari di hentikan tanpa di kembalikan.
Ketiga, di perlambat gerakannya.

4. Ada yang mengatakan, Nabi yang di tahan untuknya matahari pada kisah ini adalah Yusyaa’ bin Nun.

Al qadhi رضي الله عنه berkata: “Telah di riwayatkan dari nabi kita bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم di tahan untuknya matahari sebanyak dua kali:

Yang pertama, ketika perang khandaq.
Yang kedua, pada subuh hari setelah malam isra.

5. Kebiasaan para Nabi terdahulu صلوات الله عليه و سلام adalah mengumpulkan ganimah kemudian datanglah api dari langit untuk memakannya. Hal ini merupakan tanda di terimanya dan tidak ada ghulul; seseorang menyembunyikan sesuatu dari harta ganimah. Pada kesempatan tersebut, api enggan untuk memakannya menandakan pada mereka terdapat ghulul. Ketika mereka kembalikan harta tersebut, api itu datang lagi dan memakannya.

Demikian juga dalam kurban mereka, jika di terima maka akan datang api dari langit yang akan memakannya.

6. Bolehnya ganimah bagi umat ini sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap umat Islam. Hanya umat Islam yang diperbolehkan secara khusus mengambil ganimah.

7. Jihad juga di disyariatkan atas umat-umat terdahulu sebagaimana syariat jihad juga di disyariatkan atas umat Islam.

Allah تعالى berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا)

Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah [Ali Imbran: 146]

Demikian juga kisah Jalut dan Tholut dalam surat Al baqarah ayat 246-25

8. Kisah di atas juga menunjukkan keagungan Allah تعالى yang menjalankan perkara-perkara di luar tabiatnya. Matahari yang tabiatnya Allah ciptakan selalu beredar, tidak pernah berhenti, tidak pula pernah cepat ataupun terlambat beredar. Tetapi dalam perang tersebut Allah memerintahkannya agar berhenti sesaat sehingga waktu antara Ashar dan Magrib menjadi panjang sampai Allah memenangkan nabi tersebut atas musuhnya.

Allah menjalankan kejadian-kejadian yang di luar kebiasaan alam ini dengan tujuan tertentu. Adakalanya untuk membantu para Rasul atau menolak keburukan dari nya atau demi kemaslahatan Islam.

9. Dalam hadist ini juga terdapat ayat-ayat Allah.Hal ini ditunjukkan dengan melekatnya tangan-tangan orang yang berbuat ghulul dengan tangan Nabi. Padahal tabiatnya jika berjabat tangan akan terlepas namun karena mereka melakukan ghulul tangan mereka melekat pada tangan nabi tersebut.

10. Seluruh para Nabi tidak mengetahui perkara yang ghaib kecuali apa-apa yang tampakkan kepada mereka.

Diantara hal-hal yang menunjukkan hal tersebut adalah:

Pertama,
Firman Allah تعالى:
قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ

Dia berkata: “Siapakah yang memberitahumu hal ini? Dia dia: “Yang memberi tahuku ini adalah Yang Maha Berilmu lagi Maha Mengetahui” [At tahrim:3]

Kedua
Suatu hari beliau صلى الله عليه و سلم bersama Abu Hurairah sedangkan dalam keadaan janabah kemudian beliau mundur untuk mandi wajib. Kemudian ketika Abu Hurairah kembali beliau bertanya :”Kemana engkau wahai Abu Hurairah?.” Jika demikian Rasulullah صلى الله عليه و سلم tidak lah mengetahui perkara ghaib. Jika beliau mengetahui maka beliau tidak akan bertanya tentang keberadaan Abu Hurairah.

11. Hadist ini juga menunjukkan kekuataan Allah تعالى. Dari mana api ini datang? Tidak diketahui dari mana datang, bahkan tiba-tiba api itu datang dari arah langit. Tidaklah api itu datang dari pepohonan di bumi, tidak pula dari kayu bakar. Tapi api ini datang dari langit. Allah perintahkan, dia pun turun, kemudian memakan ganimah yang mereka kumpulkan tersebut.

Rujukan :
1.Kitab Al minhaj Syarah Shahih Muslim

2.Kajian Syarah Shahih Muslim oleh Buya Elvi Syam Lc.,MA:

https://fb.watch/otMOFwR1aP/?mibextid=Nif5oz

3.Syarah Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin رحمه الله:

https://shamela.ws/book/9260/309#p1

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button