Perintah Memelihara Sunnah Dan Etikanya
Syarah Riyadhus sholihin
Bab 16 : perintah Memelihara Sunnah Dan Adabnya
Hadits No. 163
163 – الثَّامِنُ: عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((مَثَلِي وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَ الْجَنَادِبَ وَالْفِرَاشَ يَقَعْنَ فِيهَا وَهُوَ يَذُبُّهُنَّ عَنْهَا وَأَنَا آخُذُ بِحَجْزِكُمْ عَنْ النَّارِ، وَأَنْتُمْ تُفْلِتُونَ مِنْ يَدِيَّ)). (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
- Dari Jabir, ia bercerita bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Perumpamaanku dan kalian adalah seperti seseorang yang menyalakan api, kemudian datanglah belalang dan kupu-kupu masuk ke dalamnya, sedangkan orang itu menghalangi binatang-binatang tadi supaya tidak masuk darinya. (Demikian juga perumpamaan denganku), aku berusaha menarik tali pegangan kalian, agar kalian tidak terjatuh ke dalam Neraka, tetapi kalian justru melepaskan diri dari tanganku.” (HR. Muslim)
Hadist ini menjelaskan tentang Diantara bentuk kasih sayang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya. Sebegitu besarnya kasih sayang nabi ﷺ kepada umatnya
Nabi ﷺ sangat memberikan kemudahan kepada umatnya.
Kandungan Hadits
- Kesungguhan, kepedulian, dan kasih sayang Rasulullah ﷺ terhadap umat ini. Beliau tidak meninggalkan suatu kebaikan pun melainkan mereka ditunjukkan kepadanya. Tidak pula beliau membiarkan suatu keburukan mengelilingi mereka melainkan pasti memberi peringatan agar berhati-hati terhadapnya.
Hadist imam muslim ” Innahu haqqun alal anbiya qobli”.
- Banyak manusia yang tidak mengerti. Kondisi demikian dikarenakan pemahaman mereka tidak dapat untuk menjangkau berbagai hakikat yang terkandung dalam berbagai hal. Sering kali mereka tertipu oleh pandangan mata, kecuali bagi yang bersandar pada cahaya kenabian.
Kebanyakan orang gampang tertipu karena kebodohannya. Banyak diantara mereka yang menentang. Karena pendek nya pemahaman nya walau tinggi derajat pendidikan nya dan akademisi nya.
Nasehat,Hendaknya para dai banyak memberikan udzur kepada jama’ah nya dan muridnya.
- Manusia cenderung kepada indahnya kehidupan dunia yang terlihat nyata, padahal yang demikian itulah terletak kebinasaan mereka.
كُلُّ نَفْسٍۢ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلْغُرُورِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
(Surat Ali-Imran (3) Ayat 185)
Hadits No. 164
-164 – التاسع: عنه أن رسول الله صل الله عليه وسلم أمر بلعق الأصابع والصحفة وقال: ((إنكم لا تدرون في أيها البركة)). (رواه مسلم) وفي رواية له: ((إذا وقعت لقمة أحدكم. فليأخذها فليمط ما كان بها من أذى،وليأكلها، ولا يدعها للشيطان، ولا يمسح يده بالمنديل حتى يلعق أصابعه؛ فإنه لا يدري في أي طعامه البركة)). وفي رواية له: ((إن الشيطان يحضر أحدكم عند كل شيء من شأنه حتى يحضره عند طعامه، فإذا سقطت من أحدكم اللقمة قلبيظ ما كان بها من أذى، فليأكلها، ولا يدعها للشيطان)).
- Darinya (Jabir); Bahwa Rasulullah memerintahkan untuk menjilat jari-jari tangan dan piring (sesudah makan), seraya mengatakan: “Sesungguhnya kalian tidaklah mengetahui di mana berkah makanan itu berada.” (HR. Muslim)
Di dalam riwayat yang lainnya, yang juga dari Muslim, disebutkan: “Jika ada makanan salah seorang di antara kalian jatuh, maka ambil dan bersihkanlah kotoran yang melekat padanya, lalu makanlah makanan itu dan janganlah biarkan ia dimakan syaitan. Juga, hendaknya dia tidak mengusap tangannya dengan sapu tangan/tisu dan kain lap. Hendaknya ia menjilati jari-jarinya; sebab, dia tidak mengetahui di manakah keberkahan makanan itu berada.”
Dalam suatu riwayat, Muslim pula, disebutkan: “Syaitan selalu menyertai salah seorang di antara kalian di dalam setiap kesibukannya, sampai-sampai dia menyertai orang itu pada saat makan. Maka jika ada makanan salah seorang di antara kalian yang jatuh, maka hendaklah dia membersihkannya dari kotoran dan memakannya kembali, dan jangan biarkan ia dimakan syaitan.”
Kita telah diajarkan dengan akhlaq. Yang indah itu adalah yang baik oleh Alquran dan sunnahnya. Kita tidak bisa konfirmasi kan tentang adab dalam bahasa kita dengan adab didalam hadist. Adab makan contohnya, adab makan adalah dengan tangan kanan dan yang lainnya. Ketika suatu etika sudah masuk kedalam… Terkadang budaya sudah masuk kedalam suatu tantanan masyarakat.
Sehingga suatu yang baik tersebut sudah tergantikan dengan yang lainnya seperti budaya barat dan yang lainnya sehingga suatu yang baik tersebut menjadi suatu yang asing sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda.Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ :
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).
Disini Rasulullah ﷺ memerintah kan untuk menjilat jari-jari dan piring-piringnya. Karena untuk mencari keberkahan.
Dalam Surat Al-Isra (17) Ayat 64
وَٱسْتَفْزِزْ مَنِ ٱسْتَطَعْتَ مِنْهُم بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَـٰدِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ إِلَّا غُرُورًا.
Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Kandungan Hadits
- Makanan yang dimakan manusia mengandung berkah, tetapi mereka tidak mengetahui di bagian mana berkah itu berada.
Berkah itu adalah bertambahnya kebaikan.
Bisa jadi keberkahan didalam makanan membuatnya terhindar dari penyakit dan yang lain sebagainya.
Tidak ada manfaat nya apabila telah hilangnya keberkahan.
Suatu yang sedikit akan tetapi ada keberkahan didalam nya maka akan ada tambahan.
- Hendaknya tiap Muslim berusaha keras memperoleh keberkahan ini.sebab jika tidak diperoleh, makanan itu tidak bermanfaat meskipun dia memperoleh dunia dengan segala perhiasannya.
- Anjuran menjilat jari-jari dan membersihkan piring. Yang demikian menerangkan perlunya memelihara nikmat dan berakhlak dengan sifat tawadhu’ (rendah hati).
- Dianjurkan untuk mengambil dan memakan makanan yang terjatuh ke tanah tanpa disisakan sedikit pun, yakni setelah dibersihkan dari kotoran jika memungkinkan dan selama makanan itu tidak terjatuh di tempat yang najis. Sungguh, membiarkannya merupakan tindakan penghinaan sekaligus kesombongan terhadap nikmat Allah diamnya.
- Penetapan keberadaan syaitan sekaligus penjelasan tentang alamnya.
- Syaitan selalu mengawasi manusia dalam setiap gerak serta Jika seseorang lalai terhadap manhaj (syariat) Allah, maka syaitan akan cepat menguasai dan memanfaatkan dirinya.
Jangan sekali² memberikan kesempatan bagi syaithan.
- Hendaklah seorang Muslim selalu melawan syaitan dengan segala cara, dan tidak memberikan manfaat sedikit pun kepadanya.
- Syariat Islam menjelaskan bahwa hakikat segala sesuatu yang dapat mendatangkan kebaikan serta menolak berbagai kerusakan. Hal itu tentulah berbeda dengan berbagai ijtihad (pemikiran) dan kebiasaan umat manusia.
- Syariat Islam secara terang-terangan menentang kebiasaan manusia yang membiarkan makanan karena kotor atau takut terkena penyakit.
- Islam mengajarkan kebersihan dan kehati-hatian terhadap berbagai penyakit. Oleh karena itulah, agama Islam memerintahkan umatnya agar embersihkan kotoran dari makanan yang terjatuh. Demikian itulah sikap yang pertengahan, yang tidak melampaui batas dan tidak pula melecehkan.
Hadits No. 165
165- الْعَاشِرُ: عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَوْعِظَةٍ، فَقَالَ: ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى حُفَاةً عُرَاةً غَزْلًا كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ تُعِيدُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَعَلَيْنَ * أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ صَلَالٌ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَلَا وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي، فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتُ الشِّمَالِ؛ فَأَقُولُ: يَا رَبِّ أَصْحَابِي؛ فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ: وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ وَ إِلَى قَوْلِهِ: « الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ فَيُقَالُ لِي: إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتُهُمْ)). (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
- Dari Ibnu Abbasi, in menuturkan; Rasulullah se berdiri untuk menasihati kami, maka beliau pun bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan di hadapan Allah ta’ala dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan (seperti disebut di dalam firman-Nya): ‘Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati, sunggub, Kami akan melaksanakannya, ‘ (QS. Al-Anbiya’ [21]: 104). Ketahuilah, manusia yang pertama kali diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Ibrahim. Ingatlah bahwa kelak ada orang-orang dari umatku yang didatangkan, lalu mereka akan digiring ke sisi Neraka (bersama calon penghuninya). Kemudian aku berkata: “Ya Rabbku, mereka adalah para Sahabatku.’ Lalu dikatakan: ‘Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu.”
Maka aku berkata seperti perkataan hamba yang shalih (sebagaimana di dalam ayat al-Qur-an): dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka,’ sampai dengan firman-Nya se: ‘Yang Mabaperkasa, Mahabijaksana’ (QS. Al-Mâ-idah [5]: 117-118). Kemudian, dikatakan kepadaku: ‘Sesungguhnya mereka tetap saja murtad dari agama mereka sejak kamu meninggalkan mereka.”” (Muttafaq ‘alaih)
Kandungan Hadits
- Semua makhluk akan dibangkitkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralaskan kaki dan telanjang, sebagaimana saat pertama kali mereka diciptakan. Hal itu menjelaskan bahwa berbagai kenikmatan dunia yang mereka kumpulkan dan simpan akan ditinggalkan, bahkan semua harta benda itu tidak akan bermanfaat bagi mereka, terkecuali apa yang mereka amalkan dari harta bendanya itu.
- Janji Allah pasti ditepati. Dia tidak akan pernah melanggar janji-Nya.
- Pakaian adalah salah satu nikmat Allah kepada manusia, yakni agar dia dapat menutupi auratnya.
- Keutamaan Ibrahim. Beliau ini adalah orang pertama yang akan diberikan pakaian pada hari Kiamat.
- Penimpaan siksaan kepada para pelaku bid’ah karena telah mengganti dan mengubah ajaran di dalam agama Allah. Demikian pula setiap orang yang melakukan hal seperti itu, dia berhak mendapat siksa.
- Penisbatan diri kepada Nabi tidak berarti apa-apa jika tidak disertai pengamalan sunnah dan berpegang teguh pada petunjuk beliau.
- Yang dimaksud dengan ash-hab (para Sahabat) dalam hadits ini adalah orang-orang murtad yang Adapun para Sahabat tidak memiliki iman di hati mereka. yang tulus, seperti sepuluh Sahabat gidipastikan masuk Surga¹, juga orang-orang pertama, Muslim yang baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar, sesungguhnya mereka telah memerangi orang-orang murtad itu dengan jiwa dan harta, di samping memerangi orang-orang kafir dengan pedang mereka, serta mengecam orang-orang yang menyimpang dengan lisan-lisan mereka, hingga mereka menemui Allah dalam keadaan berpegang teguh pada sunnah Nabinya.
Hadits No. 166
166 – الْحَادِيَ عَشَرَ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رِسَالَةً عِنْدَ قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَذْفِ وَقَالَ: ((إِنَّهُ لَا يَقْتُلُ الصَّيْدَ وَلَا يَنْكَأُ الْعَدُوُّ، وَإِنَّهُ يَفْقَأُ الْعَيْنَ، وَيَكْبِيرُ السِّنَّ)).
(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
وَفِي رِوَايَةٍ: أَنَّ قَرِيبًا لِابْنِ مُغَفَّلٍ حَذِفَ؛ فَنَهَاهُ وَقَالَ : إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الْخَذْفِ وَقَالَ: ((إِنَّهَا لَا تَصِيدُ صَيْدًا)). نَ عَادَ فَقَالَ: أُحَدِّثُكَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْهُ لِمَ عُدْتَ تَخْذِفُ؟ لَا أُكَلِّمُكَ أَبَدًا.
- Dari Abu Sa’id Abdullah bin Mughaffal, ia bertutur; Rasulullah
pernah melarang khadzaf (semacam menyentil kerikil) seraya berkata: “Sesungguhnya khadzaf tidak dapat membunuh binatang buruan dan tidak dapat melukai musuh, akan tetapi ia hanya dapat mencukil mata dan mematahkan gigi.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat yang lain disebutkan; Bahwasanya ada salah seorang kerabat Ibnu Mughaffal yang bermain khadzaf, lalu dia (Ibnu Mughaffal) melarang orang itu seraya berkata: “Sesungguhnya Rasulullah melarang khadzaf seraya bersabda: ‘Sesungguhnya khadzaf tidak dapat dipakai untuk berburu.’ Tidak lama kemudian, kerabatnya itu kembali bermain khadzaf, maka Ibnu Mughaffal pun berkata: ‘Aku telah memberi tahumu bahwa Rasulullah melarang bermain khadzaf, tetapi kamu masih juga melakukannya. Karena itulah, aku tidak akan berbicara lagi denganmu untuk selama-lamanya.””
Kandungan Hadits
Dilarangnya khadzaf, sebab ia tidak bermanfaat, bahkan berbahaya bagi orang lain.
Islam melarang segala perbuatan yang tidak bermanfaat atau yang membahayakan kaum Muslimin. Termasuk di dalamnya perbuatan sia-sia seperti itu, yang berbahaya dan tidak bermanfaat.
Agungnya kehormatan seorang Muslim. Oleh karena itu, syariat berusaha menjaganya dari bahaya dan ancaman dengan segala cara.
Rujukan :
Bahjatun Nadzirin Syarah Riyadhus Shalihin (بهجة النا ظرين شرح رياض الصالحين)Karya Syaikh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali حفظه الله تعالى.